Kamis, 21 Mei 2015

SUZUKI ERTIGA REVIEW

Suzuki Ertiga


Kebetulan bebrapa hari yg lalu ane sempat memakai mobil ini selama beberapa lama untuk menggantikan mobil kantor Toyota Avanza yang lagi masuk bengkel. Di postingan berikutnya akan ane sampaikan review Toyota Avanza yang sudah menemani ane selama beberapa tahun ini.

Sejarah Ertiga lahir dari mobil konsep Suzuki R3 yang muncul di New Delhi Auto Show 2002. Sebuah mobil konsep yang digadang memiliki tiga baris kursi dan mampu memuat tujuh penumpang. Di Indonesia, Ertiga hadir dalam tiga varian, yaitu GA sebagai varian standar, GL menengah, dan GX sebagai varian tertinggi.Ada juga varian ultimate yang diberi nama Ertiga Elegance.

Ertiga dibuat berdasarkan platform Suzuki Swift generasi kedua yang dipanjangkan. Ia menggunakan chassis monokok dan supensi independen model MacPherson strut di depan, serta torsion beam yang dilengkapi per keong di belakang. Bodi Monokok dan racikan suspensi yang dibuat oleh Suzuki ini terasa lebih nyaman daripada Toyota Avanza yang biasa saya pakai, walupun untuk tingkat kekuatan, rangka leader frame milik Avanza akan relative lebih kuat.

Mesin yang dipakai berkode K14B dengan kapasitas 1.373 cc berteknologi katup DOHC-VVT . Daya maksimum yang dihasilkan adalah 95 hp pada 6.000 rpm. Sedangkan torsi maksimum adalah 130 Nm  pada 4.000 rpm. Ertiga menyediakan pilihan transmisi manual dan otomatik dengan penggerak roda depan (FWD).

Dengan dimensi (p x l x t) 4.265 mm x 1.695 mm  x 2.740 mm, di bagian depan nuansa Suzuki Swift masih sangat terasa walaupun ada perbedaan dengan lampu depan yang ditarik ke belakang. Grille depan pun, meskipun lebih lebar, namun mengingatkan kita kepada Suzuki Splash. Untunglah Ertiga masih tertolong oleh Lingkar fender depan yang besar dan bergaris tegas membuatnya tampak gagah dan berkelas.

Bagian belakangnya menjadi titik lemah penampilan Ertiga. Lampu belakangnya mirip dengan milik SX-4, meskipun desainnya lebih melebar ke samping depan. Secara keseluruhan desain belakang terlihar sangat biasa walaupun ada sentuhan spolier di bagian atas yang memberi sentuhan sportif.
Ertiga mempunyai kekedapan suara di dalam kabin yang cukup baik di kelasnya sehingga suara dari luar yang masuk ke kabin cukup minim. Suzuki juga mendesain firewall (batas antara ruang mesin dan kabin) dengan baik. bagian ini sukses menciutkan kebisingan mesin, bahkan saat sedang bekerja di putaran maksimumnya. kami memang terkejut karena Ertiga memiliki kabin yang senyap, serta peredaman getaran yang sangat baik untuk kelas low-MPV.

Dengan penggunaan warna beige,interior Ertiga terasa mewah. Warna ini juga memberikan efek interior yang lega. Material interior memang biasa namun, dengan motif yang ada membuat material biasa tersebut tampak tidak murahan. Instrumen tertata ergonomis dan mudah digapai. Tuas perseneling yang pendek pdan ringan dalam pengoperasian.

Di tengah dashboard, terdapat head unit double din yang mampu memutar radio, CD, bahkan USB, yang soketnya terpasang rapih di bagian bawah konsol. Pengaturan audio juga bisa dilakukan dari lingkar setir, satu hal yang tidak dimiliki oleh rivalnya. Cluster instrument dilengkapi dengan MID yang membuat kita bisa memantau tingkat konsumsi bahan bakar secara real time. Hal ini tidak kita dapatkan pada low MPV sekelasnya.

Secara keseluruhan mengendarai Ertiga adalah cukup nyaman, Peredaman kabin yang baik, suspense yang relative lembut, bahan interior yang berkelas dan konsumsi bahan bakar yang irit adalah nilai plus untuk Suzuki Ertiga ini.

Di sisi lain, tenaga mesin yang agak kedodoran ketika diajak berakselerasi dengan beban penumpang penuh, kita harus sering memindah gigi untuk mendapatkan tenaga yang cukup. Proses pelipatan jok kedua untuk akses masuk ke bangku ketiga tidak sepraktis Low MPV lain adalah nilai minus untuk Suzuki ertiga.