Suzuki Ertiga
Kebetulan bebrapa hari yg lalu ane sempat
memakai mobil ini selama beberapa lama untuk menggantikan mobil kantor Toyota
Avanza yang lagi masuk bengkel. Di postingan berikutnya akan ane sampaikan
review Toyota Avanza yang sudah menemani ane selama beberapa tahun ini.
Sejarah Ertiga lahir dari mobil
konsep Suzuki R3 yang muncul di New Delhi Auto Show 2002. Sebuah mobil konsep
yang digadang memiliki tiga baris kursi dan mampu memuat tujuh penumpang. Di
Indonesia, Ertiga hadir dalam tiga varian, yaitu GA sebagai varian standar, GL
menengah, dan GX sebagai varian tertinggi.Ada juga varian ultimate yang diberi
nama Ertiga Elegance.
Ertiga dibuat
berdasarkan platform Suzuki Swift generasi kedua yang dipanjangkan. Ia
menggunakan chassis monokok dan supensi independen model MacPherson strut di
depan, serta torsion beam yang dilengkapi per keong di belakang. Bodi Monokok
dan racikan suspensi yang dibuat oleh Suzuki ini terasa lebih nyaman daripada
Toyota Avanza yang biasa saya pakai, walupun untuk tingkat kekuatan, rangka leader
frame milik Avanza akan relative lebih kuat.
Mesin
yang dipakai berkode K14B dengan kapasitas 1.373 cc berteknologi katup DOHC-VVT
. Daya maksimum yang dihasilkan adalah 95 hp pada 6.000 rpm. Sedangkan torsi maksimum
adalah 130 Nm pada 4.000 rpm. Ertiga
menyediakan pilihan transmisi manual dan otomatik dengan penggerak roda depan
(FWD).
Dengan
dimensi (p x l x t) 4.265 mm x 1.695 mm x 2.740 mm, di bagian depan nuansa
Suzuki Swift masih sangat terasa walaupun ada perbedaan dengan lampu depan yang
ditarik ke belakang. Grille depan pun, meskipun lebih lebar, namun mengingatkan
kita kepada Suzuki Splash. Untunglah Ertiga masih tertolong oleh Lingkar fender
depan yang besar dan bergaris tegas membuatnya tampak gagah dan berkelas.
Bagian
belakangnya menjadi titik lemah penampilan Ertiga. Lampu belakangnya mirip
dengan milik SX-4, meskipun desainnya lebih melebar ke samping depan. Secara keseluruhan
desain belakang terlihar sangat biasa walaupun ada sentuhan spolier di bagian
atas yang memberi sentuhan sportif.
Ertiga
mempunyai kekedapan suara di dalam kabin yang cukup baik di kelasnya sehingga
suara dari luar yang masuk ke kabin cukup minim. Suzuki juga mendesain firewall
(batas antara ruang mesin dan kabin) dengan baik. bagian ini sukses menciutkan
kebisingan mesin, bahkan saat sedang bekerja di putaran maksimumnya. kami
memang terkejut karena Ertiga memiliki kabin yang senyap, serta peredaman
getaran yang sangat baik untuk kelas low-MPV.
Dengan penggunaan warna beige,interior
Ertiga terasa mewah. Warna ini juga memberikan efek interior yang lega.
Material interior memang biasa namun, dengan motif yang ada membuat material
biasa tersebut tampak tidak murahan. Instrumen tertata ergonomis dan mudah
digapai. Tuas perseneling yang pendek pdan ringan dalam pengoperasian.
Di
tengah dashboard, terdapat head unit double din yang mampu memutar radio, CD,
bahkan USB, yang soketnya terpasang rapih di bagian bawah konsol. Pengaturan
audio juga bisa dilakukan dari lingkar setir, satu hal yang tidak dimiliki oleh
rivalnya. Cluster instrument dilengkapi dengan MID yang membuat kita bisa
memantau tingkat konsumsi bahan bakar secara real time. Hal ini tidak kita
dapatkan pada low MPV sekelasnya.
Secara keseluruhan
mengendarai Ertiga adalah cukup nyaman, Peredaman kabin yang baik, suspense yang
relative lembut, bahan interior yang berkelas dan konsumsi bahan bakar yang
irit adalah nilai plus untuk Suzuki Ertiga ini.
Di sisi lain, tenaga mesin yang agak kedodoran ketika diajak berakselerasi dengan beban penumpang penuh, kita harus sering memindah gigi untuk mendapatkan tenaga yang cukup. Proses pelipatan jok kedua untuk akses masuk ke bangku ketiga tidak sepraktis Low MPV lain adalah nilai minus untuk Suzuki ertiga.